Rabu, 19 Februari 2014

air show

Jauh sebelum berdirinya raksasa pembuat pesawat asal Eropa bernama Airbus dan sebelum lahirnya deretan pesawat business jet mewah buatan Dasault Falcon, Perancis sudah dikenal sebagai negara dengan tradisi aviasi yang kuat. Bukanlah Perancis memiliki tradisi aviasi yang kuat dikarenakan pesawat pertama lahir dan terbang di situ, bukan juga Perancis  negara yang membangun pabrik perakitan pesawat pertama di dunia, melainkan di Perancis pertunjukkan dan pameran dirgantara, atau airshow, lahir dan diadakan untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Sejarah airshow tidak bisa lepas dari asal muasal Paris Air Show di tahun 1908 ketika Paris Motor Show yang diikuti dengan perhelatan pertunjukkan dan pameran aviasi  di Grand Palais diselenggarakan. Perhelatan itu berlangsung dari 25 September hingga 17 Oktober dan dihadiri oleh sekitar 100,000 pengunjung. Bintang dari perhelatan tersebut adalah pesawat BlĂ©riot type XI dengan pilotnya Louis Bleriot yang berhasil melintasi Selat Inggris tiga bulan sebelumnya, tepatnya pada tanggal 25 Juli 1909. Kunjungan Wilbur dan Oliver Wright ke Perancis setahun sebelumnya juga disebut-sebut sebagai pendorong munculnya ide pameran kedirgantaraan ini. Berangkat dari perhelatan ini, lahirlah Paris Air Show yang merupakan perhelatan pameran dan pertunjukkan aviasi tertua dan terbesar di dunia.
Secara umum airshow dibagi menjadi dua, yakni pertunjukkan dan pameran aviasi untuk tujuan perdagangan, dan untuk membangkitkan jiwa patriotisme melalui pameran militer. Namun seiring berjalannya waktu, perhelatan airshow menggabungkan kedua unsur tersebut, sebagaimana teknologi militer juga kerap dipamerkan dan diperdagangkan bersamaan dengan pameran industri aviasi sipil. Ketika airshow diselenggarakan untuk tujuan komersil, maka sejumlah pesawat serta perangkat-perangkat pendukung lainnya dipamerkan dan didemonstrasikan. Demonstrasi aerobatik inilah yang menjadi salah satu pesona airshow bagi pengunjung.
Perhelatan ini melibatkan para operator termasuk maskapai penerbangan swasta maupun pemerintah, perusahaan pembuat pesawat terbang, perusahaan pembuat perangkat avionika, persenjataan, jasa perawatan dan perbaikan serta para jurnalis dan tentunya para pecinta aviasi. Meskipun tujuannya komersil, atraksi-atraksi udara kerap disajikan menggunakan pesawat-pesawat militer dan juga pesawat-pesawat yang khusus didesain untuk tujuan akrobatik udara.
Selain Paris Air Show sebagai yang tertua dan terbesar di dunia, salah satu contoh pertunjukkan udara yang terkenal lainnya adalah Farnborough Airshow di Hampshire, Inggris. Perhelatan dua tahunan ini berlangsung selama 10 hari yang biasanya ditutup dengan sesi public display. Dalam airshow ini sejumlah pesawat sipil modern dan militer dari seluruh dunia dipamerkan. Farnborough sendiri merupakan lapangan terbang yang masih aktif tertua di Inggris. Di tempat ini pula pengujian pesawat-pesawat baru dan penyelidikan terhadap pesawat yang rusak akibat kecelakaan kerap dilakukan.
Untuk di AS, pertunjukkan udara terbesar yang memamerkan 10,000 pesawat termasuk pesawat militer Perang Dunia ke 2 adalah EAA Airventure Oshkosh di Wisconsin, AS. Selain pesawat-pesawat tempur di era Perang Dunia ke II dan Perang Korea (warbird), EAA (experimental aircraft association) juga menampilkan beragam pesawat home builtultralights dan pesawat-pesawat sipil klasik dari era Golden Age of Aviation. 
Jika berbicara mengenai pertunjukkan udara militer, maka Royal International Air Tattoo di Inggris wajib diketahui, terlebih Guiness Book of Record telah mencatat perhelatan in sebagai air show kemiliteran terbesar di dunia berdasarkan dari rata-rata jumlah pesawat ditampilkan di setiap perhelatannya. Seakan surga bagi para pecinta pesawat klasik era Perang Dunia ke 2 dan Perang Korea, air show serupa yang juga berlangsung di Inggris adalah Duxford Air Show di Cambridgeshire. Di tempat itu juga terdapat sebuah museum yang memamerkan pesawat dan benda-benda bersejarah, terutama Perang Dunia ke 2 khususnya pertempuran Battle of Britain yang melegenda, sebagaimana Duxford juga merupakan salah satu pangkalan RAF ketika membendung serangan Nazi Jerman ke Inggris di tahun 1940.
Airshow yang satu ini juga tidak kalah melegenda dengan keunikan dan daya tariknya sendiri. Seperti layaknya menonton balapan Formula 1, Reno Air Races di Nevada, AS menyajikan tontonan adu kecepatan selain memamerkan berbagai jenis pesawat. Pesawat-pesawat yang telah dimodifikasi sedemikian rupa untuk pacuan di udara ini. Terdapat 6 kelas pesawat yang dilombakan, yakni biplane, formula 1, jet, sport, unlimited dan T-6 Texan. Dengan trek sepanjang 3 hingga 8 mil, para pilot tidak hanya mengandalkan mesin pesawatnya, namun juga kepiawaian dalam bermanuver. Yang lebih menarik lagi, pertunjukkan ini juga menjadi surga bagi pecinta warbird, karena sejumlah pilot menggunakan pesawat-pesawat dari era perang untuk diadu, contohnya P-51D Mustang dan F4U Corsair. 
Sedangkan di kawasan Asia, salah satu air show yang menjadi magnet bagi transaksi miliaran dollar adalah Dubai Airshow. Air show ini sangat strategis baik bagi produsen pesawat maupun para maskapai di Timur Tengah, karena air show ini refleksi dari pertumbuhan salah satu kawasan dengan prospek industri aviasi yang sangat menjanjikan. Pada tahun 2013 lalu, 1,046 pelaku bisnis industri aviasi dari 60 negara berkumpul dengan memamerkan lebih dari 160 pesawat.
Selain Dubai Airshow yang disebut sebagai ladang emas baru industri aviasi, kawasan Asia Pasifik juga menjadi sorotan oleh para produsen pesawat terbang karena setengah pertumbuhan lalu-lintas udara dunia  berasal dari kawasan ini. Maka, perhelatan dua tahunan Singapore Airshow menjadi salah satu air show yang berkembang pesat. 
Sementara di Indonesia pertunjukkan dan pameran kedirgantaraan pun cukup semarak. Bandung Air Show, sebuah perhelatan air show yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jabar dengan Pangkalan Udara TNI AU Husein Sastranegara ini sejatinya dilangsungkan untuk merayakan Hari Jadi kota Bandung, selain untuk menumbuhkan minat masyarakat terhadap aviasi yang diharapkan dapat menjadi pendorong lahirnya insan-insan aviasi negeri. Meskipun perhelatan terakhir pada 2012 lalu memakan korban, Bandung Air Show akan tetap dilangsungkan 2014 ini dengan atraksi akrobatik udara. Sejak 2010, even ini sukses menarik minat dan perhatian masyarakat umum terhadap aviasi, terutama atraksi-atraksi yang disuguhkan Sky Dive Demo dan Aero modeling di bawah naungan FASI (Federation Aero Sport Indonesia).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar